Al-jubnu (Jereh/Penakut/Pengecut)


Saya (mushonnef) berbicara dalam karakter manusia, maka saya tidak menemukan satu pakerti dari beberapa pakerti yang hina dan yang mendekatkan kepada mati dalam kehidupan selain penyakit al-jubnu (penakut).

Sifat penakut itu tidak bertempat pada jiwa suatu kaum, kecuali mereka sendiri yang menetapkan sifat penakut yang menjadikan hina dan lemah, maka ia akan kembali kepada kehinaan, kelemahan, dan terdiam lalu mati.

Musuh akan datang kepada dirinya dengan tanpa ia sadari, maka ia akan ketakutan untuk mencegah bujukannnya, seharusnya ia menghadapi musuh tsb, tapi karena ia penakut maka ia lari dari menghadapi musuh. Akibat ketakutannya itu musuh akan sangat mudah untuk menyusup dan masuk disela-sela rumahnya dan akhirnya musuh pun menguasai negaranya, dan musuh akan memperbudak umat tsb, tanpa ada seorang pun yang berani untuk menghadapinya.

Apabila umat itu masih menjadi penakut, maka ia akan dikuasi suatu kelompok kecil yang menghendaki kerusakan, ia akan merusak tumbuhan-tumbuhan disekitar dan merusak generasi penerus bangsa, dan ia akan menjadikannya seperti hewan yang tidak dapat berbicara. Apabila tidak ada suatu penyakit yang hina ini (penakut) atau umat tidak memiliki sifat ini, tentu ia akan menghadapi musuh-musuhnya, dan ia akan memukul mundur musuh, sehingga musuh tsb tidak berani kembali lagi dan menderita kerugian.

Diam atas perbuatan orang-orang yang menghendaki jahat kepada umat adalah tingkah laku orang-orang yang penakut, sedangkan orang yang menghadapi dan mempertahankan dari serangan orang yang dzolim adalah bagian dari tanda-tanda kehidupan yang menyenangkan umat. Maka sesungguhnya kehidupan yang maju, tergantung dengan orang-orang yang berani.

Sungguh jelek, demi tuhan yang menguasai ka'abah, apabila diantara kita tampil orang bodoh yang berlagak seperti ulama', orang lacut yang berpenampilan seperti orang-orang taqwa, orang yang rendah berlagak seperti orang yang agung, orang yang lemah bertingkah seperti orang-orang yang kuat, dan orang yang mati berpenampilan orang-orang yang hidup.

Dari sifat diatas itu ada hal yang lebih buruk, yaitu apabila kita memasrahkan segala macam persoalan kepada sekelompok orang seperti yang tersebut di atas dengan cara munafik, yang semata-mata ingin mendapatkan keuntungan pribadi atau memang karena lemahnya jiwa dan kelemahan akhlak kita sendiri.

Ada lagi hal yang lebih banget buruknya, yaitu apabila kita mempertahankan orang dzalim, orang yang berharap keburukan terhadap umat dan kita mencegahnya dengan prilaku yang baik, dan lebih parah lagi ketika kita menganggap bagusnya niat dan sungguhnya amal orang dzolim.

Sesungguhnya sikap seperti itu_yang sumbernya penakut/pengecut_merupakan sikap yang menghancurkan umat, dan menipu umat, karenanya ia akan pasrah kepada orang yang mendatangi hidupnya , yang merobohkan bangunan-bangunan kumpulnya umat, dan yang merusak adat istiadat atau norma dan akhlak mereka.

Wahai Generasi muda saya (mushonnef) memohon perlindungan kepada Allah untuk kalian semua, agar tidak termasuk dari orang-orang yang penakut, orang-orang yang bodoh, dan orang-orang yang rendah. Sesungguhnya penakut itu penyakit yang lebih sempurna-sempurnanya penyakit!.
Biasakanlah jiwamu kepada keberanian, maka jiwamu akan terbiasa mencegah perkara yang buruk dan mencegah kesombongan diri.

Sesungguhnya penyakit penakut itu membahayakan umat dan yang menjerumuskan terhadap lebih rendah-rendahnya derajat, apabila ia terus-menerus dalam keadaan seperti itu,maka hancurlah masa depannya. Janganlah kalian semua takut dicela dalam berusaha menegakkan kebenaran dan janganlah kalian takut oleh serangan orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya dalam ketakutan itu terdapat kematian, sedangkan dalam keberanianlah terletak kehidupan yang menjanjikan.

Sesungguhnya kalian semua pada hari esok akan menjadi bapak-bapak, maka jadikanlah dirimu sebagai panutan yang baik terhadap anak-anakmu, dan sebabmu ia akan hidup seperti hidupnya orang-orang yang bejo (beruntung).

Banyuwangi, 30 Agustus 2022.

Komentar